Monday, June 11, 2018

Ulasan Seputar Keamanan Mengonsumsi Micin (MSG)


Sudah diterbitkan di Koran Harian Sumedang Ekspres edisi 14 Mei 2018

Micin, Penyebab Utama Generasi Micin. Benarkah?

Oleh: Jafar Syidik

            Akhir-akhir ini kita sering sekali mendengar istilah generasi micin. Generasi micin ditujukan kepada anak-anak zaman now yang diduga terlalu banyak mengonsumsi micin sehingga sering melakukan hal-hal bodoh . Apakah memang benar mengonsumsi micin bisa membuat seseorang mengalami penurunan kecerdasan bahkan membuat satu generasi menjadi sekumpulan orang bodoh? Sebelum membahas hal tersebut, ada baiknya kita kenali lebih jauh apa sih micin itu?

Apa itu Micin?
            Micin atau MSG atau monosodium glutamat merupakan garam yang molekul penyusunnya berupa sodium/natrium (Na) dan glutamat. Sebagai perbandingan, garam dapur yang biasa kita gunakan itu sodium klorida atau rumus molekulnya NaCl. Jadi bedanya MSG dengan garam biasa adalah Cl-nya diganti dengan  glutamat..
            Glutamat sendiri merupakan asam amino non esensial bagi kita. Asam amino non esensial ini bukan berarti asam amino yang tidak penting untuk tubuh  kita, tetapi merupakan asam amino yang bisa diproduksi sendiri di dalam tubuh. Glutamat terdapat secara alami di hampir seluruh makanan yang kita makan, mulai dari ikan, daging, susu, sayur, hingga buah-buahan.

Fungsi dan Dosis Micin
            Saat ini, micin atau MSG sudah secara luas digunakan sebagai penyedap makanan di dunia, mulai makanan instan seperti baso, sup-sup kalengan sampai makanan ringan yang ada di warung-warung. Tapi kenapa, sih, micin bisa membuat  makanan jadi terasa enak?  micin bekerja dengan memperkuat rasa alami dari berbagai makanan, seperti daging, ikan, sayur, dll. Nah, micin ini bisa memperkuat rasa karena glutamatnya. Rasa gurih yang dihasilkan oleh micin itu ternyata bukan berasal dari jenis rasa yang sudah umum kita kenal, seperti manis, asam, asin, pahit.. Rasa enak dari micin ini memiliki  jenis rasa yang lain. Lidah manusia punya reseptor tersendiri untuk rasa gurih dari Glutamat. Orang-orang Jepang menyebut rasa gurih ini dengan rasa “umami”. .
            Dosis micin yang direkomendasikan oleh U.S Food and Drug Administration (FDA) adalah sekitar 30 miligram per berat badan. Misalnya, seseorang dengan berat badan 100kg, maka dosis micin yang direkomendasikan  untuk orang tersebut adalah sekitar 3 gram/hari. Itu sebanyak apa sih? Jika diasumsikan bahwa micin yang ditambhakan ke dalam satu  mangkok baso adalah sekitar 0,5 gram. Maka orang tersebut dalam satu hari penuh jika hanya mengonsumsi bakso saja diperbolehkan mengonsumsinya sampai maksimal 6 mangkok baso.Tentu hitung-hitungan ini hanya mempertimbangkan konsumsi dari sudut pandang micinnya saja.

Bagaimana  Tubuh Kita Merespon Micin?
            Menurut  U.S Food and Drug Administration (FDA), micin atau MSG yang kita konsumsi akan  dipecah oleh sistem pencernaan menjadi sodium/natrium (Na) dan Glutamat. Kedua bahan ini akan bernasib sama dengan Na alami dan glutamat alami. Na akan menjadi ion yang terlibat dalam berbagai macam proses di dalam tubuh. Sedangkan 95% glutamat yang dikonsumsi akan dimetabolisme oleh sel-sel usus halus dan akan diubah menjadi energi untuk menjalankan pencernaan di usus halus itu sendiri. Sisa 5%-nya digunakan untuk membentuk protein atau dijadikan prekursor untuk menghasilkan senyawa-senyawa lain, seperti glutathione, arginine, dan proline. Oiya buat yang belom tau, prekursor adalah zat atau bahan pemula untuk memulai proses biosintesis. Kelebihan Na atau Glutamat di dalam tubuh akan direspon oleh tubuh dengan mengeluarkannya dalam bentuk urin.

Jadi, Apakah Micin aman dikonsumsi?
            Menurut FDA, micin atau MSG dikategorikan sebagai zat yang cukup aman dikonsumsi. Tapi tetap harus diingat, “aman” menurut FDA itu jika dosisnya sesuai dengan rekomendasi mereka. Tetapi jika memang micin itu aman dikonsumsi, mengapa banyak stigma negatif seputar micin, bahkan ada yang mengatakan bahwa mengonsumsi micin bisa membuat seseorang menjadi bodoh. Langsung saja kita bahas.

Micin Mengakibatkan Kebodohan?
Sama seperti di organ tubuh lainnya, glutamat juga berperan dalam metabolisme energi dan protein di otak. Selain itu, glutamat memiliki fungsi lebih pada otak, yaitu sebagai neurotransmiter. Neurotransmiter berperan untuk menyampaikan sinyal-sinyal dari sel saraf ke sel target, seperti sel otot atau sel endokrin (kelenjar hormon). Namun, kadar glutamat berlebih  di otak memang dapat menyebabkan kerusakan pada otak. Pada tahun 1960, peneliti dari Washington University menemukan bahwa MSG dengan dosis sekitar 4gram/kg berat badan memiliki efek merusak jaringan otak tikus baru lahir (umur 2 sampai 9 hari) . Tapi ternyata hasil ini dianggap tidak valid untuk membuktikan MSG itu berbahaya. Dosisnya terlalu besar yaitu 4gram/kg untuk tikus baru lahir. Jika kita bayangakan, MSG-nya lebih dari kadar MSG 6 mangkok baso yang sudah kita coba hitung di atas, selain itu subjek penelitiannya bayi tikus yang kecil pula.
            Penelitian lain pada tahun 1970, Bazzano, D’Elia dan Olson  melakukan penelitian pada 11 relawan dewasa. Setiap orang diberikan asupan glutamat sampai dengan 100gram per hari selama 42 hari. Setiap harinya, para peneliti mengawasi status kesehatan para relawan dan ngeliat efek glutamat yang diberikan ke sistem syaraf. Sampai hari ke-42, tidak ditemukan bukti bahwa micin dapat merubah struktur maupun fungsi sistem syaraf para relawan tersebut.
Dengan demikian, anggapan yang mengatakan micin menyebabkan kebodohan tidak punya landasan bukti yang valid. Micin itu tidak membuat bodoh, kecuali kamu makan 20 mangkok bakso setiap hari selama sebulan penuh kali, ya. Kalau itu sih, gak perlu makan micin juga orangnya memang sudah bodoh.
            Kesimpulannya, generasi micin tidak terbukti disebabkan oleh terlalu banyaknya konsumsi micin. Walaupun begitu, ada baiknya kita mengonsumsi MSG sesuai dengan patokan batas amannya, yaitu 30 miligram per berat badan per hari.

Peringatan!!!
Dilarang meng-copy post ini secara illegal, kecuali jika kamu mendapatkan izin dari penulis atau dengan mencantumkan sitasi URL pada blog atau tugasmu.
Hargailah penulis OK!!!

Fakta Ilmiah di Balik Besarnya Kemasan Makanan Ringan


Sudah diterbitkan di Koran Harian Sumedang Ekspres edisi 14 Mei 2018

Kemasannya Besar, Tapi Kok Isinya Sedikit?

Oleh: Muhammad Rijal Senjaya
          Pernahkan Anda menemukan sebuah makanan ringan atau snack yang berukuran begitu besar dan berangin (berisi udara), tetapi ternyata isinya tidak seberapa? Pernahkah Anda berpikir bahwa hal tersebut merupakan suatu bentuk penipuan yang dilakukan oleh produsen terhadap konsumen? Ataukah Anda berpikir sebaliknya? Tentu Anda lebih tahu jawabannya. Kemasan berangin biasanya kita jumpai hampir pada setiap kemasan produk makanan camilan, seperti keripik, kerupuk, wafer, sereal,  dan lain sebagainya. Hal ini tentu bukanlah suatu hal yang baru dan unik. Namun tahukah Anda, bahwa kemasan yang berangin merupakan salah satu upaya yang dilakukan oleh produsen untuk memperpanjang umur simpan suatu makanan.
            Terkadang kita berpikir bahwa kemasan yang berangin merupakan suatu bentuk pengelabuan yang dilakukan industri pangan agar produknya dianggap memiliki harga murah tetapi isinya banyak, padahal yang terjadi sebaliknya. Namun, dibalik semua itu, ada satu hal yang sangat penting yakni untuk mencegah terjadinya sluggish atau melempem.
            Melempem (sluggish) adalah suatu istilah yang digunakan untuk menyebut makanan yang bertekstur kering dan renyah yang tiba-tiba lembek akibat terpapar uap air di udara bebas. Perlu diketahui bahwa udara disekitar kita mengandung uap air yang sangat banyak jumlahnya, apalagi di negara kita yang beriklim tropis. Makanan ringan memiliki struktur yang tidak padat alias mengembang. Dengan struktur tersebut, uap air dari udara bebas sangat mudah untuk terperangkap yang akhirnya terserap dan membuat makanan kurang renyah atau mengembang.
            Sekarang timbul pertanyaan, bukankah dengan pemberian udara pada kemasan semakin mempermudah makanan untuk menyerap uap air? Tentu saja tidak. Udara yang digunakan bukanlah udara seperti udara bebas di sekeliling kita. Udara yang digunakan adalah udara yang telah dimodifikasi atau istilah ilmiahnya modified atmosphere packaging (MAP). Udara yang dimodifikasi ini, kandungan terbesarnya berupa gas nitrogen, selain karbon dioksida dan oksigen. Dengan demikian, kondisi udara yang penuh dengan uap air sudah tidak terjadi lagi di dalam kemasan.
Selain mencegah terjadinya melempem pada snack, mekanisme MAP ini juga bertujuan untuk mencegah pertumbuhan mikroba, reaksi oksidasi, dan paparan sinar matahari juga untuk memberikan kestabilan pada produk dalam proses pendistribusiannya.
Dilansir dari situs wittgas.com, terdapat beberapa manfaat ketika kita memanfaatkan teknologi MAP pada produk makanan. Pertama, produk makanan akan memiliki kecepatan kerusakan yang sangat lambat, apalagi jika dikombinasikan dengan proses pendinginan. Umur simpan produk akan meningkat dua kali lipat sehingga kualitasnya dapat dipertahankan dalam waktu yang lebih lama. Kedua, teknologi ini dapat mengurangi limbah yang diakibatkan oleh kerusakan produk. Ketiga, dapat memperluas distribusi produk hingga ke penjuru dunia karena umur simpan produk yang tahan lama. Keempat, MAP mampu mereduksi bahkan menghilangkan bahan-bahan pengawet yang digunakan untuk mengawetkan makanan. Terakhir, kelebihan penggunaan MAP yaitu mampu meningkatkan kenampakan produk sehingga lebih menarik minat konsumen.
Kelebihan-kelebihan tersebut terbukti melalui hasil penelitian Susilo dkk. (2015) bahwa dengan metode atmosfer termodifikasi, jamur tiram putih dapat bertahan selama 3 hari pada perlakuan A (21 % O2) dan B (12,4 – 12,5 % O2), dan bertahan selama 4 hari pada perlakuan C (9,2 – 9,3 % O2), D (5,9 – 6,1 % O2), dan E (3,5 – 3,7 % O2). Selain itu, pada penelitian yang dilakukan oleh Sianipar (2010) bahwa fillet ikan yang disimpan dalam kemasan pada suhu ruang dengan komposisi gas 60% CO2/40% N2 mampu menambah masa simpan 1-4 jam.
Di samping itu, ada pula keterbatasan dari penggunaan teknologi MAP. Dilansir dari witt.com, produk  berkemasan MAP beresiko mengalami kegagalan karena prosesnya yang cukup rumit. Misalnya, diperlukan kecermatan dalam mengatur kadar gas yang digunakan, memastikan bahwa kemasan tidak bocor dan tidak terkontaminasi gas lain, dan lain sebagainya. Kemudian, teknologi ini juga dinilai kurang ekonomis. Selain itu, teknologi ini juga mampu mempengaruhi mutu produk. Misalnya, konsentrasi gas CO2 yang tinggi dapat membuat gas CO2 terserap oleh produk dan membuat makanan menjadi asam.    
            Produk-produk makanan yang memakai teknologi MAP dalam pengemasannya bukan hanya snack, tetapi juga produk daging dan sosis, produk ikan dan seafood, produk susu, roti, kue, buah, sayur, pasta, daging siap santap, kacang-kacangan, wine, dan kopi.
            Dengan demikian, pemberian udara kemasan pada makanan ringan atau snack bukan lah suatu muslihat atau itikad buruk dari industri pangan untuk menjebak konsumennya. Namun, jauh lebih penting dari itu adalah supaya kualitas produk yang dikemas dapat dipertahankan lebih lama dan tidak mudah mengalami kerusakan. Jadi, jangan ragu lagi untuk membeli produk dengan kemasan yang berangin ya!

Referensi:

Susilo, B., Agustiningrum, D. A., & Indriani, D. W. (2017). Pengaruh Penyimpanan Atmosfer Termodifikasi (Modified Atmosphere Storage/MAS) terhadap Karakteristik Jamur Tiram Putih (Pleurotus ostreatus). Agritech36(4), 369-378.
Wittgas. How Modified Atmosphere Packaging Extends The Shelf Life of Food Products. Diakses tanggal 03 Mei 2018. Terdapat di https://www.wittgas.com/us/consulting-service/white-papers/modified-atmosphere-packaging.html
Sianipar, E. H. 2010. Pengaruh Pengemasan Atmosfer Termodifikasi PAda Fillet Ikan Patin (Pangasius hypopthalamus) dalam Penyimpanan Susu Ruang dan Suhu Dingin. Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Kota Bogor.

Peringatan!!!
Dilarang meng-copy post ini secara illegal, kecuali jika kamu mendapatkan izin dari penulis atau dengan mencantumkan sitasi URL pada blog atau tugasmu.
Hargailah penulis OK!!!

Cara Menggunakan Alat Texture Analyzer


Assalamu'alaikum guys, selamat pagi!
Ada apa nih? ada apa?
Gini guys, sekarang aku mau ngasih tau kalian sesuatu
Apatu?


Ini nih videoku yang terbaru.
Setelah kemarin aku upload video tutorial cara menggunakan alat viskometer digital, sekarang akau mau nunjukin ke kalian cara menggunakan alat texture analyzer.

Jadi guys, Texture Analyzer itu adalah instrumen yang bisa digunakan untuk mengukur nilai tekstur, seperti kekerasan, fracturness, chewiness, gumminess, kekuatan gel, kekuatan pecah, kelengketan, kekompakan, kelenturan, ketahanan, ketegasan, kerapuhan, atau kerja penetrasi.

Tes yang aku pake adalah Analisis Profil Tekstur (TPA), Uji Kompresi, dan Uji Tusukan. Ngomong-ngomong, sampel yang aku pake itu mentega yaa.

Kenapa sih kita harus pake alat texture analyzer buat nganalisis tekstur, khususnya bahan pangan?
Nah guys, biasanya kan kita nilai tekstur makanan itu pake alat indera kita sendiri ya? Nah, penilaian itu tuh ga se-objektif penilaian kalau kita pake alat loh. Selain itu, kalau kita pake alat, penilaiannya bisa lebih dipercaya dan tentunya lebih konsisten. Alat ini cuma bisa kamu pake di laboratorium loh (maaf so tau hehe). Iya, karna alat ini biasanya digunain buat kepentingan penelitian atau pembelajaran. By the way, aku dapet alat ini di laboratorium kampusku hehe.

Oke guys segitu aja dulu ya, semoga membantu kalian buat lebih banyak tau.
Semangat terus dan selamat belajar!

Friday, June 8, 2018

Cara Menggunakan Viskometer (How to Use Viscometer)


Assalamua,alaikum
Halo guys, udah lama nih aku ga buat postingan.
Nah disini aku bakal ngasih sesuatu buat kalian
Apa tuh? apa tuh?
Yuk langsung aja, caw!

Nah, ini dia video tutorial tentang cara menggunakan viskometer. Yuk ah ditonton! Selamat Belajar!


Viskometer adalah alat untuk mengukur nilai viskositas. Dalam video ini, aku mau ngasih tau kalian tentang cara menggunakannya secara umum. Walaupun singkat, semoga video ini bermanfaat untuk kalian ya! hehe

Semangat terus dan selamat belajar!

Wednesday, January 10, 2018

Macam - Macam Majas dan Contohnya


Majas adalah gaya bahasa dalam bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan untuk mewakili perasaan dan pikiran si pengarang.

1. Klimaks
Adalah semacam gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal yang dituntut semakin lama semakin meningkat.
Contoh : Kesengsaraan membuahkan kesabaran, kesabaran pengalaman, dan pengalaman harapan.

2. Antiklimaks
Adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berurutan semakin lma semakin menurun.
Contoh : Ketua pengadilan negeri itu adalah orang yang kaya, pendiam, dan tidak terkenal namanya

3. Paralelisme
Adalah gaya bahasa penegasan yang berupa pengulangan kata pada baris atau kalimat. Contoh : Jika kamu minta, aku akan datang

4. Antitesis
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pasangan kata yang berlawanan maknanya.
Contoh : Kaya miskin, tua muda, besar kecil, smuanya mempunyai kewajiban terhadap keamanan bangsa.
Reptisi adalah perulangan bunyi, suku kata, kata atau bagian kalimat yang dianggap penting untuk memberi tekanan dalam sebuah konteks yang sesuai

5. Epizeuksis
Adalah repetisi yang bersifat langsung, artinya kata yang dipentingkan diulang beberapa kali berturut-turut.
Contoh : Kita harus bekerja, bekerja, dan bekerja untuk mengajar semua ketinggalan kita.

6. Tautotes
Ada;aj repetisi atas sebuah kata berulang-ulang dalam sebuah konstruksi.
Contoh : kau menunding aku, aku menunding kau, kau dan aku menjadi seteru

7. Anafora
Adalah repetisi yang berupa perulangan kata pertama pada setiap garis.
Contoh : Apatah tak bersalin rupa, apatah boga sepanjang masa

8. Epistrofora
Adalah repetisi yang berwujud perulangan kata atau frasa pada akhir kalimat berurutan Contoh : Bumi yang kau diami, laut yang kaulayari adalah puisi,
Udara yang kau hirupi, ari yang kau teguki adalah puisi

9. Simploke
Adalah repetisi pada awal dan akhir beberapa baris atau kalimat berturut-turut.
Contoh : Kau bilang aku ini egois, aku bilang terserah aku. Kau bilang aku ini judes, aku bilang terserah aku.

10. Mesodiplosis
Adalah repetisi di tengah-tengah baris-baris atau beberapa kalimat berurutan.
Contoh : Para pembesar jangan mencuri bensin. Para gadis jangan mencari perawannya sendiri.

11. Epanalepsis
Adalah pengulangan yang berwujud kata terakhir dari baris, klausa atau kalimat, mengulang kata pertama.
Contoh : Kita gunakan pikiran dan perasaan kita.

12. Anadiplosis
Adalah kata atau frasa terakhir dari suatu klausa atau kalimat menjadi kata atau frasa pertama dari klausa berikutnya.
Contoh : Dalam baju ada aku, dalam aku ada hati. Dalam hati : ah tak apa jua yang ada.

13. Aliterasi
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Keras-keras kena air lembut juga

14. Asonansi
Adalah gaya bahasa berupa perulangan bunyi vokal yang sama.
Contoh : Ini luka penuh luka siapa yang punya

15. Anastrof atau Inversi
Adalah gaya bahasa yang dalam pengungkapannya predikat kalimat mendahului subejeknya karena lebih diutamakan.
Contoh : Pergilah ia meninggalkan kami, keheranan kami melihat peranginya.

16. Apofasis atau Preterisio
Adalah gaya bahasa dimana penulis atau pengarang menegaskan sesuatu, tetapi tampaknya menyangkal.
Contoh : Saya tidak mau mengungkapkan dalam forum ini bahwa saudara telah menggelapkan ratusan juta rupiah uang negara

17. Apostrof
Adalah gaya bahasa yang berbentuk pengalihan amanat dari para hadirin kepada sesuatu yang tidak hadir.
Contoh : Hai kamu semua yang telah menumpahkan darahmu untuk tanah air bercinta ini berilah agar kami dapat mengenyam keadilan dan kemerdekaan seperti yang pernah kau perjuangkan

18. Asindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut tanpa menggunakan kata penghubung agar perhatian pembaca beralih pada hal yang disebutkan.
Contoh : Dan kesesakan kesedihan, kesakitan, seribu derita detik-detik penghabisan orang melepaskan nyawa.

19. Polisindeton
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan secara berturut-turut dengan menggunakan kata penghubung. Contoh : Kemanakah burung-burung yang gelisah dan tak berumah dan tak menyerah pada gelap dan dingin yang merontokkan bulu-bulunya?

20. Kiasmus
Adalah gaya bahasa yang terdiri dari dua bagian, yang bersifat berimbang, dan dipertentangkan satu sama lain, tetapi susunan frasa dan klausanya itu terbalik bila dibandingkan dengan frasa atau klausa lainnya.
Contoh : Semua kesabaran kami sudah hilang, lenyap sudah ketekunan kami untuk melanjutkan usaha itu.

21. Elipsis
Adalah gaya bahasa yang berwujud menghilangkan suatu unsur kalimat yang dengan mudah dapat diisi atau ditafsirkan sendiri oleh pembaca.
Contoh : Risalah derita yang menimpa ini.

22. Eufimisme
Adalah gaya bahasa penghalus untuk menjaga kesopanan atau menghindari timbulnya kesan yang tidak menyenangkan.
Contoh : Anak ibu lamban menerima pelajaran

23. Litotes
Adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu dengan tujuan merendahkan diri
Contoh : Mampirlah ke gubukku!
24. Histeron Proteron
adalah gaya bahasa yang merupakan kebailikan dari sesuatu yang logis atau kebalikan dari sesuatu yang wajar.
Contoh : Bila ia sudah berhasil mendaki karang terjal itu, sampailah ia di tepi pantai yang luas dengan pasir putihnya

25. Pleonasme
Adalah gaya bahasa yang memberikan keterangan dengan kata-kata yang maknanya sudah tercakup dalam kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Darah merah membasahi baju dan tubuhnya

26. Tautologi
Adalah gaya bahasa yang mengulang sebuah kata dalam kalimat atau mempergunakan kata-kata yang diterangkan atau mendahului.
Contoh : Kejadian itu tidak saya inginkan dan tidak saya harapkan

27. Parifrasis
Adalah gaya bahasa yang menggantikan sebuah kata dengan frase atau serangkaian kata yang sama artinya.
Contoh : Kedua orang itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu

28. Prolepsis atau Antisipasi
Adalah gaya bahasa dimana orang mempergunakan lebih dahulu kata-kata atau sebuah kata sebelum peristiwa atau gagasan yang sebenarnya terjadi.
Contoh : Keua orang tua itu bersama calon pembunuhnya segera meninggalkan tempat itu.

29. Erotesis atau Pertanyaan Retoris
Adalah pernyataan yang dipergunakan dalam pidato atau tulisan dengan tujuan untuk mencapai efek yang lebih mendalam dan penekanan yang wajar, dan sama sekali tidak menghendaki adanya suatu jawaban.
Contoh : inikah yang kau namai bekerja?

30. Silepsis dan Zeugma
Adalah gaya dimana orang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan menghubungkan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan sebuah kata dengan dua kata yang lain sebenarnya hanya salah satunya mempunyai hubungan dengan kata pertama.
Contoh : ia menundukkan kepala dan badannya untuk memberi hormat kepada kami.

31. Koreksio atau Epanortosis
Adalah gaya bahasa yang mula-mula menegaskan sesuatu, tetapi kemudian memperbaikinya.
Contoh : Silakan pulang saudara-saudara, eh maaf, silakan makan.
32. Hiperbola
Adalah gaya bahasa yang memberikan pernyataan yang berlebih-lebihan.
Contoh : Kita berjuang sampai titik darah penghabisan

33. Paradoks
Adalah gaya bahasa yang mengemukakan hal yang seolah-olah bertentangan, namun sebenarnya tidak karena objek yang dikemukakan berbeda.
Contoh : Dia besar tetapi nyalinya kecil.

34. Oksimoron
adalah gaya bahasa yang mengandung pertentangan dengan mempergunakan kata-kata yang berlawanan dalam frasa yang sama.
Contoh : Keramah-tamahan yang bengis

35. Asosiasi atau Simile
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu dengan keadaan lain yang sesuai dengan keadaan yang dilukiskannya.
Contoh : Pikirannya kusut bagai benang dilanda ayam

36. Metafora
Adalah gaya bahasa yang membandingkan suatu benda tertentu dengan benda lain yang mempunyai sifat sama.
Contoh : Jantung hatinya hilang tiada berita

37. Alegori
adalah gaya bahasa yang membandingkan kehidupan manusia dengan alam.
Contoh : Iman adalah kemudi dalam mengarungi zaman.

38. Parabel
Adalah gaya bahasa parabel yang terkandung dalam seluruh karangan dengan secara halus tersimpul dalam karangan itu pedoman hidup, falsafah hidup yang harus ditimba di dalamnya.
Contoh : Cerita Ramayana melukiskan maksud bahwa yang benar tetap benar

39. Personifikasi
Adalah gaya bahasa yang mengumpamakan benda mati sebagai makhluk hidup.
Contoh : Hujan itu menari-nari di atas genting

40. Alusi
Adalah gaya bahasa yang menghubungkan sesuatu dengan orang, tempat atau peristiwa.
Contoh : Pkartini kecil itu turut memperjuangkan haknya

41. Eponim
Adalah gaya dimana seseorang namanya begitu sering dihubungakan dengan sifat tertentu, sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan suatu sifat tertentu sehingga nama itu dipakai untuk menyatakan sifat itu.
Contoh : Hellen dari Troya untuk menyatakan kecantikan.

42. Epitet
Adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu sifat atau ciri yang khusus dari seseorang atau sesuatu hal.
Contoh : Lonceng pagi untuk ayam jantan.

43. Sinekdoke
- Pars Pro Tato
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sebagianhal untuk menyatakan keseluruhan. Contoh : Saya belum melihat batang hidungnya
- Totem Pro Parte
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan seluruh hal untuk menyatakan sebagian. Contoh : Thailand memboyong piala kemerdekaan setelah menggulung PSSi Harimau

44. Metonimia
Adalah gaya bahasa yang menggunakan nama ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Ia menggunakan Jupiter jika pergi ke sekolah

45. Antonomasia
Adalah gaya bahasa yang menyebutkan sifat atau ciri tubuh, gelar atau jabatan seseorang sebagai pengganti nama diri. Contoh : Yang Mulia tak dapat menghadiri pertemuan ini.

46. Hipalase
Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh : ia masih menuntut almarhum maskawin dari Kiki puterinya (maksudnya menuntut maskawin dari almarhum)

47. Ironi
Adalah gaya bahasa sindiran berupa pernyataan yang berlainan dengan yang dimaksudkan. Contoh : Manis sekali kopi ini, gula mahal ya?

48. Sinisme
adalah gaya bahasa sindiran yang lebih kasar dari ironi atau sindiran tajam
Contoh : Harum bener baumu pagi ini

49. Sarkasme
Adalah gaya bahasa yang paling kasar, bahkan kadang-kadang merupakan kutukan.
Contoh : Mampuspun aku tak peduli, diberi nasihat aku tak peduli, diberi nasihat masuk ketelinga

50. Satire
Adalah ungkapan yang menertawakan atau menolak sesuatu.
Contoh : Ya, Ampun! Soal mudah kayak gini, kau tak bisa mengerjakannya!

51. Inuendo
Adalah gaya bahasa sindiran dengan mengecilkan kenyataan yang sebenarnya.
Contoh : Ia menjadi kaya raya karena mengadakan kemoersialisasi jabatannya

52. Antifrasis
Adalah gaya bahsa ironi yang berwujud penggunaan sebuah kata dengan makna sebaliknya, yang bisa saja dianggap sebagai ironi sendiri, atau kata-kata yang dipakai untuk menangkal kejahatan, roh jahat, dan sebagainya.
Contoh : Engkau memang orang yang mulia dan terhormat

53. Pun atau Paronomasia
Adalah kiasan dengan menggunakan kemiripan bunyi.
Contoh : Tanggal satu gigi saya tinggal satu

54. Simbolik
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu dengan mempergunakan benda-benda lain sebagai simbol atau perlambang.
Contoh : Keduanya hanya cinta monyet.

55. Tropen
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kiasan dengan kata atau istilah lain terhadap pekerjaan yang dilakukan seseorang.
Contoh : Untuk menghilangkan keruwetan pikirannya, ia menyelam diri di antara botol minuman.

56. Alusio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan pribahasa atau ungkapan.
Contoh : Apakah peristiwa Turang Jaya itu akan terulang lagi?

57. Interupsi
adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata atau bagian kalimat yang disisipkan di dalam kalimat pokok untuk lebih menjelaskan sesuatu dalam kalimat.
Contoh : Tiba-tiba ia-suami itu disebut oleh perempuan lain.

58. Eksklmasio
Adalah gaya bahasa yang menggunakan kata-kata seru atau tiruan bunyi.
Contoh : Wah, biar ku peluk, dengan tangan menggigil.

59. Enumerasio
Adalah beberapa peristiwa yang membentuk satu kesatuan, dilukiskan satu persatu agar tiap peristiwa dalam keseluruhannya tanpak dengan jelas.
Contoh : Laut tenang. Di atas permadani biru itu tanpak satu-satunya perahu nelayan meluncur perlahan-lahan. Angin berhempus sepoi-sepoi. Bulan bersinar dengan terangnya. Disana-sini bintang-bintang gemerlapan. Semuanya berpadu membentuk suatu lukisan yang haromonis. Itulah keindahan sejati.

60. Kontradiksio Interminis
Adalah gaya bahasa yang memperlihatkan sesuatu yang bertentangan dengan apa yang telah dikemukakan sebelumnya.
Contoh : semuanya telah diundang, kecuali Sinta.

61. Anakronisme
Adalah gaya bahasa yang menunjukkan adanya ketidak sesuaian uraian dalam karya sastra dalam sejarah, sedangkan sesuatu yang disebutkan belum ada saat itu.
Contoh : dalam tulisan Cesar, Shakespeare menuliskan jam berbunyi tiga kali (saat itu jam belum ada)

62. Okupasi
Adalah gaya bahasa yang menyatakan bantahan atau keberatan terhadap sesuatu yang oleh orang banyak dianggap benar.
Contoh : Minuman keras dapat merusak dapat merusak jaringan sistem syaraf, tetapi banyak anak yang mengkonsumsinya.

63. Resentia
Adalah gaya bahasa yang melukiskan sesuatu yang tidak mengatakan tegas pada bagian tertentu dari kalimat yang dihilangkan.
Contoh : “Apakah ibu mau….?”




ADAT DAN TRADISI BUDAYA SUNDA

1. NGALAMAR
Prah di mana-mana, atawa biasa kapanggih. Kaasup di luar nagri. Samèmèh lalaki jeung awèwè resmi dikawinkeun, sok dimimitian heula ku acara ngalamar. Ngan carana anu teu sarua atawa bèda-bèda tèh. Cara ngalamar urang Amèrika, pasti bèda jeung urang Indonèsia. Nya kitu deui antara urang Jawa Tengah atawa jawa Timur jeung urang Sunda.
            Urang Sunda ogè gumantung kana waktu jeung tempatna. Cara ngalamar jaman baheula jeung ayeuna, pasti henteu sarua. Nya kitu deui cara ngalamar urang Cianjur jeung urang Banten, èta ogè moal sarua deuih.
Tradisi Ngalamar
            Ngalamar jaman ayeuna leuwih gampang jeung sederhana. Bèda jeung jaman baheula, loba pisan cara jeung aturanana.
            Jaman baheula mah antara si lalaki nu rèk ngalamar, jeung si awèwè nu rèk dilamar tèh, tacan tangtu wawuh. Ari ayeuna mah apan, umumna lain baè geus wawuh, tapi geus jadi bèbènè (kabogoh). Jadi nu disebut ngalamar tèh, ukur formalitas atawa nanya resmi, siap henteuna si awèwè diajak kawin.
            Atuh jawabanana ogè, moal aya basa nolak. Langsung satuju, malah sakalian nangtukeun waktuna. Ari sababna lian ti geus pada wawuh, biasana sarua bogohna.
            Tah, ngalamar jaman baheula mah can tangtu kitu. Teu unggal ngalamar pasti ditarima. Bisa waè si awèwèna nolak, boh lantaran teu bogoh, boh lantaran geus kapiheulaan ku nu sèjen. Ngan dina nolakna tara togmol nyebut embung. Upamana langsung ngajawab, “punten pun anakna henteu bogoheun” Atawa, “Punten parantos aya nu gaduh”
            Tapi ngusahakeun sangkan dina nolakna, henteu matak nyerieun hatè pihak anu ditolak. Contona, “Nya èta pun anak tèh, teu acan aya niat rarabi. Ma’lum masih kènèh bau jaringao.” Padahal nempo ukurna, geus meujeuhna dikawinkeun. Ngan ku sabab awèwèna teu bogoh atawa kolotna teu satuju, lamaranana kapaksa ditolak.
            Lamun hayang leuwih jèntè awèwèna teu bogoheun, carana nolak bisa ku cara mapandèkeun kana manuk. Biasana manuk titiran. “ Nya èta gaduh manuk tèh titiran emas, sakurungna kedah sareng titiran emas deui.” Maksudna anak kuring tèh teu bogoheun. Bisa jadi lantaran anu ngalamarna kurang kasèp.
            Baeula mah sual jodo tek kacida apikna. Mèmèh ngalamar jeung narima lamaran, kudu puguh heula, anak saha, beunghar atawa henteu. Boga pangkat atawa ukur jelema biasa. Tegesna, ditaliti heula kaayaan kulawargana, bisi henteu sarua atawa henteu saimbang.
            Ari sababna harita mah, anak mènak kudu jeung anak mènak deui. Nu beunghar kudu jeung nu beunghar deui. Utamana lamun tacan wawuh.
            Di Cianjur baheula, aya kabiasaan kieu: titahan si lalaki, naghaja nyèmah ka kulawarga awèwè. Sanggeus disuguhan, si pribumi sok buru-buru nanya:
“ geuning aya pikersaeun naon, asa rareuwas teuing?” cèk pribumi.
“Nya èta gaduh manuk, mung teu acan gaduh kurungna,”
“kagungan manuk naon kitu?”
“Titiran emas”
“Euleuh atuh kurungna gè kedah kurung saè. Kaleresan gaduh hiji, hèg terus acan aya manukan.”
            Tina obrolan di luhur, kanyahoan wèh, boh lalakina, boh awèwèn, sarua turunan mènak. Bèda deui upama si sèmah nyebutkeun manuk piit atawa ukur cangkurileung. Nya kitu deui upama pribumi ukur nyebutkeun, aya ogè kurung  biasa, hartina turunan jelema bisa.
            Cara sèjènna dina nyuguhan. Upama pribumi hayang nèmbongkeun, yèn manèhna kulawarga mènak, wadah susuguhna sok ngagunakeun bahan poslèn. Utamana pisin jeung cangkirna. Engkè samèmèh ki Sèmah ngasaan susuguh pribumi, sok nanya kieu:
“Euleuh ieu cacangkir aya ku saè, moal lepat deui bahanna tina poslèn,”maksudna nanyakeun naha enya pribumi tèh kulawarga mènak?

“Leres poslèn asli wedalan Cina,” maksadna, bener malah mènak bolongkotan. Lain ngan ukur tuturunan, atawa boga gelar radèn pamèrè, pèdah aki-buyutna kungsi digawè di karaton.
            Dijawab deui ku ki semah, “Kaleresan, di rormpok ogè gaduh, heug mani sami pisan,” maksudna, sarua manèhna ogè kulawarga mènak asli.

            Anu dicaritakeun di luhur, kakara ngalamar tahapan kahiji. Upama kira-kira sarua satuju, isuk pagèto bakal datang deui, resmi ngalamar. Tahapan nepi ka dinya disebutna neundeun omong. Duanana kakara satuju. Tapi, boh pihak awèwè, boh pihak lalaki, acan katalian ku jangji nanaon. Ku kituna meunang masing rèk ngabatalkeun ogè.
            Naon sababna disebut neundeun omong? Sabab pihak lalaki tacan mèrè nanaon. Mun barangbeuli tèa mah, acan mèrè tanda pangjadi.
                                                                                    (Dicutat tina buku ajar Pamager Basa)

2. TUJUH BULANAN
Tradisi Tujuh Bulanan

Nya èta salametan nu kakandungan tujuh bulan. Biasana nu keur kakandungan dimandian cai tujuh rupa. Lian ti eta sok nyieun rurujakan, rujak bebek. Rujakna tuluy dijual, ari duit jang pameulina ku talawèngkar (sesemplèkan kentèng atawa gagarabah). Engkèna duduitan lading rujak ku nu kakandungan dipiceun ka parapatan jalan. Cenah, lamun rujakna lada, anakna pasti lalaki. Upama semu amis, awewè.

Lian ngarujak bebek, bapana orok nu dikandung ngagambaran dawegan kalapa konèng, make peso mèncos atawa paku. Biasana gambar wayang Arjuna atawa Subadra. Kudu dawegan konèng, supaya kulit anakna engke koneng.
Dawegan dibeulah dua ku bapana orok nu dikandung. Upama beulahna sarua, pasti anakna kasèp atawa geulis. Munlalaki kembaran Arjuna, upama awèwè kembaran subadra

3. HAJAT LAUT
Pantai Pangandaran merupakan pantai selatan yang membentang dari pesisir selatan Jawa Barat. Konon pantai selatan memiliki penguasa yang sudah dikenal oleh banyak orang yaitu Nyi Roro Kidul. Pertamanya diadakan hajat laut ini adalah bermaksud untuk memberikan sedekah atau sesajen kepada penguasa pantai selatan yang mana telah memberikan kemakmuran bagi masyarakat Pangandaran yang mana telah mengambil kekayaan yang berada di pantai selatan. Setiap tahun masyarakat Pangandaran mengadakan Acara Hajat Laut sebagai rasa syukur atas kenikmatan yang telah diberikan.
Tradisi Hajat Laut
Pertama-tama para nelayan menyiapkan beberapa jampan (sesaji) terlebih dahulu. Isi dari sesaji ini berupa kepala kerbau dan kepala kambing. Biasanya kerbau dan kambing di beli para nelayang dengan penggalangan dana dari masyarakat Pangandaran. Setelah sesaji siap, para tokoh ulama dan masyarakat Pangandaran mengadakan doa bersaman terlebih dahulu dengan membacakan Yasin dan Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an. Kemudian setelah doa selesai dibacakan inti dari Ritual Hajat Laut pun tiba, beberapa nelayan membawa jampan ke pinggir laut. Satu demi satu jampan dinaikan ke atas perahu. Setelah itu bebrapa nelayan membawa jampan tersebut ke tengah laut kira-kira lima mil dari pesisir pantai Pangandaran. Seluruh nelayan ikut dalam iring-iringan, mengawal perahu utama yang membawa jampan. Perahu paran nelayan dihias sedemikian rupa dan warna serta menambahkan ornament-ornamen tertentu yang dapat menarik perhatian.  Perahu hias ini menjadi daya tarik para wisata yang melihat Ritual Hajat Laut. Setelah sampai di tengah laut, satu persatu jampan pun di tenggelamkan. Para nelayan terjun ke laut sambil membawa ember untuk berebut air laut disekitar jampan yang ditenggelamkan. Air ini apabila di guyurkan atau di mandikan kepada perahu mereka dipercaya mendapatkan berkah selama satu tahun kedepan dengan hasil tangkapan yang banyak dan berlimpah. Setelah prosesi penurunan jampan selesai para nelayan kembali ke pesisir pantai. Acara Hajat Laut biasanya di meriahkan dengan beberapa perlombaan seperti panjat pinang, tangkap bebek di laut dan balapan penyu. Untuk hiburannya biasanya dimeriahkan oleh kesenian tradisional Jawa Barat dan tarian-tarian tradisional.
Tujuan utama dari hajat laut ini hanya sekedar untuk bersyukur atas kenikmatan dan karunia yang diberikan oleh Tuhan selama satu tahun. Dengan diadakannya acara hajat laut ini meningkatkan tradisi dan kearifan budaya local, meningkatkan dan mempererat tali persaudaraan antara para nelayan khususnya di daerah Pangandaran. Selain dari itu acara hajat laut juga bertujuan untuk menarik para wisatawan local maupun asing untuk berkunjung ke Pantai Pangandaran.

4. BABARIT

Tradisi Babarit
Tradisi babarit atau ngababaritan yang masih rutin digelar masyarakat desa Karangmalang, tradisi babarit, merupakan sebuah upacara ritual adat peninggalan masyarakat budaya megalitikum yang secara turun temurun nyaris tak pernah terputus dilaksanakan.
Tradisi babarit yang masih digelar masyarakat Desa Karangmalang, berupa pesta kecil masyarakat dalam satu desa. Pesta kecil dalam prosesi tradisi budaya tersebut, diwarnai dengan kesenian tayuban berupa kolaborasi tabuhan alat musik tradisional, seperti kendang, bonang, saron, gambang, goong, dan kesetan rebab mengiringi lantunan lagu dan tarian klasik khas acara babarit.
Lagu-lagu sunda klasik khas ritual babarit yang biasa dilantunkan, di antaranya berjudul lahir batin, golewang, titipati, silih asih, renggong buyut, goyong-goyong, dan raja pulang. “Semua lagu sunda klasik yang biasa dilantunkan pada acara-acara babarit itu, mengandung makna.
Intinya sebagai nasihat dan penuntun masyarakat untuk selalu berbuat kebaikan terhadap sesama manusia dan lingkungan alam.
Pelaksanaan acara babarit, biasa dilaksanakan rutin setahun sekali. Pada umumnya dilaksanakan setelah panen atau menjelang musim tanam pertama padi, juga sebagai hajat sukur bumi, dan dilaksanakan sebagai tanda diperbolehkannya masyarakat menggelar hajat pernikahan.

5. MEUNCIT SATO BELA

Tradisi Meuncit Sato Bela
Definisi:
Meuncit Sato Béla nyaeta sahiji adat nu aya di Jawa Barat. Naon baé satona mah, rék hayam jago, domba jalu, atawa munding jalu. Tapi, biasana mah mun lain hayam, paling domba atawa embé. Sato nu dipaké, dipeuncit bareng jeung nyunatan budak. Budak sempring disunatan, sato nu dipaké béla gérésél dipeuncit. Tujuannana sangkan budak nu disunatan henteu ngarasa nyeri. Cenah, lantaran rasa nyerina dipindahkeun ka sato nu dipakè bèla tèa.
Tujuan:
 Sangkan budak nu disunatan henteu ngarasa nyeri. Cenah, lantaran rasa nyerina dipindahkeun ka sato nu dipakè bèla tèa.
Waktos Pelaksanaan:
Waktos dilaksanakeunanna biasana pas aya budak nu keur hajatan disunatan .
Pakakas:
1.       Bedog /peso nu seukeut
2.       Pacul keur ngagali taneuh
3.       Lobang nu geus siap teh keur wadah getih sato nu ngocor
4.       Gedebong cau keur nyarekeun sirah sato nu bade dipeuncit
Tata Cara:
1.   Saena nu meuncit nyaeta shohibul kurbanna sorangan , ari mampu mah. Ari teu tiasa , bisa diwakilan ku jalmi nu lian , sareng sohibul kurban teh disyariatan keur turut nyaksian .
2.   Gunakan pisau yang setajam mungkin. Semakin tajam, semakin baik. Ini berdasarkan hadis dari
Apikna ngagunakeun peso nu seukeut . Makin seukeut eta peso , makin sae. Ieu teh didasarkeun ku hadis ti Syaddad bin Aus radhiallahu ‘anhu, ari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الإِحْسَانَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ فَإِذَا قَتَلْتُمْ فَأَحْسِنُوا الْقِتْلَةَ وَإِذَا ذَبَحْتُمْ فَأَحْسِنُوا الذَّبْح وَ ليُحِدَّ أَحَدُكُمْ شَفْرَتَهُفَلْيُرِحْ ذَبِيحَتَهُ
“Sesungguhnya Allah mewajibkan berbuat ihsan dalam segala hal. Jika kalian membunuh maka bunuhlah dengan ihsan, jika kalian menyembelih, sembelihlah dengan ihsan. Hendaknya kalian mempertajam pisaunya dan menyenangkan sembelihannya.” (HR. Muslim).
Ti hadis eta , kedah dipahaman ari keur meuncit sato teh , kudu ngagunakeun peso anu seukeut sangkan sato  nu disembelihna teu kasiksa.
3.   Henteu ngasah peso dihareupeun sato nu bade di peuncit , kusabab eta teh bakal nyieun sato nu bade dipeuncit ngarasa sieun sateuacan dipeuncit
4.   Ngahadapkeun sato nu bade di peuncit ka arah kiblat

5.   Ngabaringkeun sato diluhur lambung kiri

Ieu teh ngegampilkeun nu motong ngagunakeun leungen kanan jeung nyekel sato di kiri
6.   Nincak  suku di beuheung sato

7.   Bacaan keur meuncit sato

Sateuacanna meuncit sato, kudu maca basmalah. Ieu teh wajib dilaksanakeun .
          وَ لاَ تَأْكُلُواْ مِمَّا لَمْ يُذْكَرِ اسْمُ الله عَلَيْهِ وَإِنَّهُ لَفِسْقٌ..
Janganlah kamu memakan binatang-binatang yang tidak disebut nama Allah ketika menyembelihnya. Sesungguhnya perbuatan yang semacam itu adalah suatu kefasikan. (QS. Al-An’am: 121).
8.   Dianjurkeun maca  takbir (Allahu akbar) sangges maca basmalah
9.   Nyebutkeun nami jalmi nu dituju.
Bacaan takbir jeung nyebut nami sohibul kurban hukumna sunnah , teu wajib . Jadi, tetep sah ari teu maca takbir jeung nyebut nami sohibul kurban oge .
10.   Meuncitna kudu tereh keur ngaringankeun naon nu dialaman ku sato .
11.   Pastikeun ari bagian genggerong , kerongkongan, dua urat beuheung ( kenca- katuhu ) pasti kakeureut.



Syekh Abdul Aziz bin Baz menyebutkan bahwa penyembelihan yang sesuai syariat itu ada tiga keadaan (dinukil dari Salatul Idain karya Syekh Sa’id Al-Qohthoni):
1.      Kaputusna genggerong , kerongkongan, sareng dua urat  beuheung . Ieu teh kaayaan nu pang alusna . ari kaputus opat hal ieu , maka sembelihananna halal ceuk kabeh ulama.
2.      Kaputusna genggerong , kerongkongan, jeung salah sahiji urat  beuheung . Sembelihanna bener, halal, jeung tiasa di dahar , sangan kaayaan ieu derajatna dihandap kondisi nu kahiji
3.      Kaputusna genggerong  sareng  kerongkongan, teu make  dua urat  beuheung. Status sembelihanana sah jeung halal.
12.    Sabagian ulama nganjurkeun supaya  nyicingkeun  suku anu kenca  gerak, supaya sato leuwih tereh maot.
13.    Teu meunang motongkeun beuheung saacan sato geus maot.
Kabeh ulaman negaskeun, kalakuan saperti ieu hukumna dipikakeheul. Kusabab nambihan rasa nyeri eta sato. Ngulitan sasatoan, ngaleubetkeun ka jero cai panas jeung samacamna oge teu meunang, kecuali sanggeus dipastikeun eta sato teh tos maot.

6. NGARUWAT
Setiap tahunnya petani yang ada di Kabupaten Subang mengadakan ruwatan/ hajat bumi dengan bertujuan memohon keselamatan dalam dirinya, usahanya, pertaniannya dan lain sebagainya dari serangan orang yang jahat, dari berbagai penyakit dan hama untuk segala usaha pertaniannya.
Ruwatan adalah budaya masyarakat Jawa pada umumnya, Ruwatan menurut bahasa setempat mengandung arti “ruwat” yang berarti “luwar” atau “leupas” sedangkan “bum”i mengandung arti tanah yaitu tempat dimana kita berpijak. Tradisi ritual ini dilakukan untuk melepaskan segala bala dan belenggu dari kutukan bawaan dari tanah (lahan pertanian) sebelum mereka olah. Petani menurut adat setempat melarang dengan tegas jika ada seorang petani yang menggarap lahan sawahnya sebelum diadakannya tradisi ngaruwat bumi dilakukan. Jika ada salah satu petani yang melanggar maka petani tersebut akan celaka. Biasanya petani yang mendahului menanam padi sebelum dilaksanakannya acara ruwatan, tanaman padinya tersebut akan terserang hama tikus, burung dan hama-hama yang lainnya yang bersifat merugikan.
Tradisi Ngaruwat
            Dibawah ini adalah syarat atau perlengkapan dalam kegiatan yang biasa penulis jumpai dalam acara tradisi ngaruwat bumi yang ada di kabupaten subang. Adapun kegiatanya meliputi:
1) Mengadakan penggalangan dana untuk biaya ruwatan. Biasanya ketua Rt yang dikordinir oleh ketua Rw atau Kadus (Kepala Dusun) melakukan penggalangan dana dengan cara iuran masing-masing kepala keluarga dengan cara membagi kedalam tiga lapisan masyarakat berdasarkan harta kekayaannya (gotong-royong). Kelas (1) adalah keluarga yang kaya harta, biasaya dipinta iuran sebesar Rp.15.000 - Rp.20.000, sedangkan kelas (2) merupakan keluarga sederhana tapi mampu, biasanya biaya iuran yang dikenakan atara Rp.5.000 – Rp.10.000 dan kelas (3) adalah keluarga yang serba kecukupan bahkan kurang mampu biasanya keluarga yang memiliki tingkat ekonomi rendah tidak dipungut biaya iuran.
2) Membeli hewan kurban sebagai tumbal sesaji/sesajen berupa satu ekor kambing. Kambing yang sudah dibeli kemudian disembelih dan kepala kambing tersebut dijadikan tumbal dan di kubur di tempat pintu air sebagai irigasi sumber air untuk mengairi sawah milik petani yang ada di setiap desa masing-masing. Kepala kambing khusus dijadikan sebagai tumbal dan dikubur sedangkan daging kambingnya dimasak dan disantap pada acara ruatan berlangsung dan beberapa dibungkus dengan plastik untuk dibawa pulang oleh masyarakat yang memberi congcot pada acara ruwatan berlangsung.
3) Menyewa hiburan berupa wayang kulit atau wayang golek untuk memeriahkan acara ruwatan. Acara tersebut biasaya ditujukan untuk menghibur masyarakat agar datang dan senantiasa berkumpul bersama dalam satu acara ngaruwat bumi.
4) Masing-masing kepala keluarga membuat nasi tumpeng atau masyarakat petani setempat menyebutnya dengan “congcot” atau “nyongcot” berupa nasi berbentuk kerucut yang pada atasnya di beri telur bulat utuh kemudian nasi congcot tersebut dikumpulkan di atas meja berukuran panjang pada saat acara dimulai. Nasi congcot berbentuk kerucut tersebut kemudian diambil masing-masing satu sendok nasi dan dicampur dalam sebuah wajan besar yang pada akhirnya nasi tersebut dimakan secara bersama-sama.
5) Menggantungkan jenis-jenis hasil bumi. Kegiatan ini dilakukan oleh masyarakat petani yang ada di Kabupaten Subang satu minggu atau tiga hari sebelum kegiatan tradisi ruwatan dimulai. Jenis-jenis hasil pertanian yang digantungkan di depan gang atau depan pagar rumah biasanya umbi-umbian, buah-buahan, sayur-sayuran bahkan adapula yang menggantungkan beberapa jenis barang seperti rokok dan makan ringan. Berbagai macam jenis hasil pertanian tersebut kemudian digantung dengan seutas tali ke atas ruas bamboo dan dihias masing-masing buah berjumlah satu dan berbeda-beda atau bermacam-macam jenis hasil pertanian.
6) Berbagai jenis sesaji pada saat acara ritual dimulai. Proses ini merupakan proses puncak dimana pada proses ini dilakukan beberapa kegiatan inti seperti sambutan-sambutan, maksud dan tujuan diadakannya kegiatan tradisi ini dan ditutup dengan do’a.
Begitulah secara singkat gambaran mengenai suatu proses tradisi ngaruat bumi yang ada di Kabupaten Subang.


DAFTAR PUSTAKA