Sudah diterbitkan di Koran Harian Sumedang Ekspres edisi 14 Juli 2020
PROPOLIS DAN SEGUDANG MANFAATNYA
Pernah mendengar
kata “Propolis”? apa yang ada di benak Anda? Sebuah produk yang biasa dijual di
apotik dengan harga selangit? Dugaan Anda tidak salah. Saat ini, propolis
memang banyak dijadikan sebagai obat herbal dengan sejuta khasiat yang dianggap
manjur untuk kesehatan manusia.
Asal Muasal
Propolis merupakan salah satu produk yang dihasilkan oleh lebah selain madu, pollen, dan royal jelly. Propolis digunakan oleh lebah sebagai bahan perekat sarang dan alat pertahanannya. Menurut peneliti bernama Gojmerac, propolis adalah bahan perekat atau dempul yang bersifat resin yang dikumpulkan oleh lebah pekerja dari kuncup, kulit tumbuhan atau bagian-bagian lain dari tumbuhan. Resin-resin yang diperoleh dari bermacam-macam tumbuhan ini dicampur dengan saliva dan enzim lebah sehingga berbeda dari resin asalnya.
Terminologi
Propolis berasal dari bahasa Yunani,
yakni “pro” yang berarti sebelum dan “polis” yang berarti kota atau sarang
lebah. Hal tersebut bermakna bahwa propolis merupakan pertahanan kota atau jika
dihubungkan dengan lebah berarti sistem pertahanan sarang lebah. Lebah
menjadikan propolis sebagai alat pertahanan disamping sengatan dan gigitan yang
ditimbulkannya. Pada lebah tanpa sengat, seperti spesies Trigona sp., propolis dijadikan sebagai alat pertahanan utama dari
serangan predator dan mikroorganisme perusak.
Sejuta Khasiat
Sejak dulu, bangsa Romawi dan Yunani
menggunakan propolis untuk mengobati bengkak dan bangsa Mesir menggunakannya sebagai
obat. Hippocrates, pendiri kedokteran modern, menggunakannya untuk penyembuhan
luka dan bisul internal maupun eksternal.
Menurut hasil penelitian, propolis
diketahui mampu berperan sebagai antimikroba, antiinflamasi, penyembuhan,
anestesi, antitrypanosomal, antikarsinogenik, antikariogenik, antioksidan, dan
antiviral. Propolis juga dapat digunakan untuk menyembuhkan epilepsi, penyakit
jantung koroner, tumor kandungan, infeksi saluran kemih, infeksi jamur kulit,
radang usus buntu, radang gusi, infeksi akar gigi, serta sinusitis.
Kandungan
Propolis
Berdasarkan penelitian, telah
teridentifikasi sebanyak 300 jenis senyawa dalam propolis dengan kandungan gizi
mikro yang melimpah. Gojmerac menyatakan bahwa propolis mengandung bahan
campuran kompleks malam, resin, balsam, minyak, dan sedikit polen. Selain itu,
propolis juga mengandung zat aromatik, zat wangi, dan berbagai mineral.
Kandungan kimia propolis terdiri
atas 50% resin (flavonoid, asam aromatik, dan esternya), 30% lilin (asam lemak
dan testernya), 10% minyak esensial (volatil), 5% pollen (protein dan asam
amino bebas) dan 5% berbagai senyawa organik dan mineral (mineral, keton,
lakton, quinon, steroid, vitamin (A, B1, B2, B6, C, dan E), dan gula).
Propolis juga terdiri atas beberapa
senyawa alami kompleks antara lain: terpenoid, flavonoid, ester asam fenolat,
asam imbrikatoloat, phinocembrin, fisetin, dan lain sebagainya. Selain itu,
propolis juga mengandung senyawa fenol yang tinggi yang berperan sebagai anti
radikal bebas.
Komposisi kandungan propolis
tergantung pada jenis tanaman yang dikonsumsi lebah. Perbedaan vegetasi
tumbuhan, musim panen dan lokasi geografi menyebabkan perbedaan komposisi kimia
dari propolis.
Hambatan
Pemanfaatan dan Solusinya
Propolis
memiliki aroma dan rasa yang menyengat sehingga cenderung tidak disukai. Hal
tersebut menjadi hambatan sekaligus tantangan dalam pemanfaatan propolis.
Permasalahan tersebut dapat di atasi dengan melakukan penyalutan terhadap
propolis menggunakan bahan-bahan tertentu atau dalam bahasa ilmiah dikenal
sebagai mikroenkapsulasi (enkapsulasi skala mikro).
Selain aroma dan rasa yang kurang
menyengat, dengan mikroenkapsulasi, propolis juga menjadi larut dalam air
(propolis hanya larut dalam alkohol) sehingga mempermudah proses pengolahannya.
Dengan begitu, propolis tidak hanya dapat dimanfaatkan dalam bentuk cairan
obat, tetapi dapat pula dalam bentuk makanan instan, kosmetik, bahan pembersih,
dan lain sebagainya. Misalnya, di Jepang, propolis telah dimanfaatkan dalam bentuk permen, coklat,
gula-gula, shampo, krim kulit, cairan antiseptik, dan pasta gigi.
Metode Mikroenkapsulasi
Dari sekian banyak metode mikroenkapsulasi
yang dapat digunakan, koaservasi kompleks menjadi suatu metode yang patut
diperhitungkan karena keunggulannya dalam menghasilkan mikrokapsul dengan efisiensi
enkapsulasi yang tinggi dibandingkan dengan metode lainnya. Namun, disisi lain penggunaan
metode ini perlu sedikit merogoh kocek lebih dalam. Pasalnya, bahan penyalut yang
digunakan dalam metode ini berjumlah dua jenis atau lebih.
Mekanisme penyalutan pada metode
koaservasi kompleks berlandaskan pada teori penyatuan dua buah polimer yang memiliki
muatan berbeda jenis, yakni positif dan negatif. Seiring dengan pembentukan
kompleks tersebut, maka propolis yang dienkapsulasi akan terperangkap dalam
matriks kedua bahan penyalut hingga membentuk koaservat yang jika dikeringkan
menjadi bubuk-bubuk halus/mikrokapsul.
Potensi Propolis
di Indonesia
Menurut seorang peneliti dari
Universitas Padjadjaran yang bernama Mahani, dengan luas area hutan sebesar 200
juta hektar, Indonesia memiliki potensi yang tinggi dalam memproduksi propolis
lebah tanpa sengat. Diprediksi, Indonesia mampu menghasilkan propolis sebanyak
2.243 ton dalam 4 bulan atau 6.729 ton per tahun. Hal ini juga didukung dengan
potensi jenis lebah sengat (Trigona sp)
di Indonesia.
Lebah Trigona sp. banyak dijumpai di Indonesia. Di pulau Jawa telah
diketahui ada sekitar sembilan spesies Trigona, Sumatera 18 spesies Trigona,
Kalimantan 31 Spesies Trigona, dan NTB dua spesies Trigona. Oleh karenanya, ada
beberapa nama lain dari lebah Trigona sp dari berbagai daerah di Indonesia.
Misalnya, di Jawa disebut sebagai Lanceng atau Klanceng, di tataran Sunda
disebut Teuweul, di Lombok disebut Nyanteng, di tataran Minang disebut
Galo-galo, dan di Sulawesi Selatan disebut Ketape.
Lebah jenis Trigona memiliki kelebihan dibandingkan dengan jenis Apis yakni jumlah produksi yang jauh lebih banyak. Selain itu, budidaya lebah Trigona tergolong cukup mudah, tidak membutuhkan perawatan khusus, bahkan sarangnya dapat digantung di atap rumah atau di pohon yang rindang. Dengan demikian, kekayaan alam berupa propolis di Indonesia sangat perlu untuk terus dikembangkan mengingat potensinya yang cukup besar, bukan hanya berkhasiat untuk kesehatan, tetapi juga sebagai ajang peningkatan ekonomi masyarakat Indonesia.
test
ReplyDeletetest
ReplyDeleteIzin promo ya Admin^^
ReplyDeletebosan tidak ada yang mau di kerjakan, mau di rumah saja suntuk,
mau keluar tidak tahu mesti kemana, dari pada bingung
mari bergabung dengan kami di ionqq^^com, permainan yang menarik
ayo ditunggu apa lagi.. segera bergabung ya dengan kami...
add Whatshapp : +85515373217 ^_~ :))